Sabtu, 28 Juni 2025

newsonline

Warga Suriah Pulang, Ekonomi Diharap Pulih

Ribuan warga Suriah tampak mengantre di sepanjang pos perbatasan Bab al-Hawa yang memisahkan wilayah Turkiye dan Suriah. Suasana padat terlihat sejak pagi hari, ketika warga Suriah yang selama ini bermukim di Turkiye berbondong-bondong hendak kembali ke tanah air mereka. Meski harus bersabar dalam antrean panjang dan menghadapi pemeriksaan administratif yang ketat, semangat para pengantre tidak surut. Bagi mereka, kepulangan ini bukan sekadar rindu kampung halaman, melainkan juga penanda munculnya harapan baru atas kondisi Suriah yang perlahan menunjukkan perbaikan.

Gelombang kepulangan ini banyak yang bersifat sukarela. Warga yang sebelumnya menjadi pengungsi kini merasa ada peluang untuk memulai kembali kehidupan mereka di negeri asal. Kabar mengenai menurunnya tekanan ekonomi, berkurangnya pungutan liar, dan pengurangan pajak di beberapa wilayah, menjadi angin segar yang mendorong mereka untuk pulang. Meski tantangan masih ada, banyak yang yakin bahwa Suriah hari ini tidak sama dengan Suriah lima tahun lalu.

Antrean di Bab al-Hawa juga menjadi cermin dinamika hubungan Turkiye dan Suriah yang terus berubah. Pemerintah Turkiye, yang selama bertahun-tahun menampung jutaan pengungsi, mulai mendorong repatriasi sukarela. Kebijakan ini pun bertemu dengan niat warga Suriah sendiri yang mulai melihat adanya prospek ekonomi yang lebih baik di kampung halaman. Sementara itu, otoritas Suriah mulai mengambil langkah-langkah konkrit untuk menunjukkan keseriusan dalam membangun kembali negeri yang telah hancur oleh konflik lebih dari satu dekade.

Beberapa reformasi kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah Suriah termasuk menghapus sejumlah pungutan pajak yang selama ini memberatkan warga. Kutipan liar dari aparat yang sebelumnya menjadi momok bagi pelaku usaha juga mulai ditekan. Di beberapa kota, pemerintah daerah mengumumkan insentif fiskal bagi warga yang membuka kembali toko, bengkel, atau layanan jasa lokal. Upaya ini memberikan sinyal bahwa negara ingin menciptakan iklim ekonomi yang lebih ramah bagi warganya.

Selain perbaikan iklim usaha, pemerintah Suriah juga mulai mengaktifkan kembali sejumlah BUMN yang sebelumnya mati suri akibat perang. Pabrik-pabrik tekstil, pengolahan makanan, serta industri logam ringan yang sempat ditinggalkan kini mulai bergeliat. Karyawan lama dipanggil kembali, sementara tenaga kerja muda yang baru lulus juga diberi peluang untuk direkrut. Hal ini berdampak pada meningkatnya rasa percaya masyarakat terhadap pemulihan ekonomi.

Langkah yang tak kalah strategis adalah pengaktifan kembali bursa saham nasional. Dalam beberapa bulan terakhir, volume perdagangan mulai tumbuh meski belum stabil. Investor lokal mulai kembali bermain di pasar modal, sementara diaspora Suriah di luar negeri perlahan menunjukkan minat untuk menanamkan kembali modal di sektor riil. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin bursa saham akan menjadi pilar penting dalam pembiayaan pembangunan pascakonflik.

Selain aspek ekonomi konvensional, Suriah juga menunjukkan tekad untuk kembali bangkit di bidang teknologi dan inovasi. Salah satu lembaga yang kembali diaktifkan adalah badan antariksa nasional. Meski terdengar ambisius, kebijakan ini dinilai sebagai simbol semangat kebangkitan Suriah. Badan ini difungsikan tidak hanya untuk riset luar angkasa, tetapi juga sebagai pusat teknologi rekayasa, penginderaan jauh, dan pelatihan sains bagi generasi muda.

Kembalinya aktivitas-aktivitas produktif itu menumbuhkan rasa optimisme di kalangan warga yang selama ini dilanda keputusasaan. Banyak yang mengaku bahwa dahulu mereka meninggalkan Suriah karena tidak melihat masa depan. Tapi kini, dengan adanya ruang kerja, penurunan tekanan militer, dan peluang membuka usaha kembali, mereka merasa memiliki alasan untuk membangun kembali kehidupan di negeri sendiri.

Meski perjalanan masih panjang, pulangnya warga Suriah secara sukarela membawa pesan kuat kepada dunia. Pesan bahwa bangsa yang porak-poranda pun bisa bangkit bila diberi ruang untuk pulih. Hal ini juga menjadi refleksi penting bagi para pemangku kebijakan internasional bahwa solusi jangka panjang tidak selalu bergantung pada intervensi asing, tetapi juga pada dorongan dari rakyat itu sendiri.

Warga yang pulang pun tidak datang dengan tangan kosong. Sebagian membawa keahlian, pengalaman kerja, dan jejaring usaha yang mereka bangun selama hidup di Turkiye. Hal ini bisa memperkaya ekosistem ekonomi lokal dan mendorong transfer praktik bisnis modern ke pasar-pasar lokal di Suriah. Di sisi lain, mereka juga membawa harapan baru yang bisa menjadi energi sosial dalam proses rekonstruksi nasional.

Pemerintah Suriah menyambut kepulangan ini dengan berbagai bentuk fasilitasi. Di sejumlah titik masuk, dibuka pos pendaftaran khusus untuk mempermudah administrasi. Warga diberi informasi mengenai wilayah tujuan yang aman, prosedur bantuan awal, hingga akses ke layanan publik seperti sekolah dan rumah sakit. Walau masih terbatas, langkah ini menunjukkan kesungguhan negara dalam mengelola proses reintegrasi sosial.

Pengamat menilai bahwa kepulangan warga ini bisa menjadi indikator penting tentang perubahan suasana politik dan ekonomi di dalam negeri. Bila gelombang ini terus berlanjut, maka secara alamiah akan memulihkan basis demografis yang selama ini kosong akibat eksodus massal. Wilayah yang dahulu sepi kini perlahan kembali terisi, roda ekonomi kembali berputar, dan kehidupan sosial pun perlahan pulih.

Tentu tidak semua wilayah Suriah aman atau siap menerima arus balik ini. Namun fokus pada wilayah-wilayah yang relatif stabil menjadi pendekatan yang rasional untuk memulai fase rekonstruksi. Beberapa zona ekonomi khusus juga direncanakan sebagai pusat pertumbuhan baru yang mampu menampung tenaga kerja dan menarik investasi domestik maupun diaspora.

Meski demikian, tantangan masih membayangi. Masalah infrastruktur dasar seperti listrik, air bersih, dan kesehatan masih memerlukan perhatian besar. Belum lagi ancaman sanksi internasional yang membuat pemulihan ekonomi berlangsung lebih lambat. Namun demikian, narasi positif yang muncul dari arus kepulangan ini memberi harapan bahwa luka Suriah suatu hari nanti bisa disembuhkan.

Yang paling penting, munculnya keinginan pulang dari rakyat sendiri adalah bukti bahwa rasa memiliki terhadap tanah air belum sirna. Setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri, mereka tetap menyebut Suriah sebagai rumah. Kepulangan ini bukan hanya gerak tubuh, tapi juga ekspresi psikologis bahwa harapan belum mati.

Antrian panjang di perbatasan bukan sekadar fenomena logistik, melainkan simbol perubahan iklim nasional. Ia menunjukkan bahwa di balik reruntuhan, selalu ada tangan-tangan yang ingin membangun kembali. Jika didukung dengan kebijakan yang tepat, keberanian rakyat untuk pulang bisa menjadi awal dari kebangkitan sebuah negara.

Kisah Suriah belum usai. Namun dengan langkah-langkah seperti ini, babak baru mulai terbuka. Rakyat yang pulang bukan sekadar ingin hidup, tapi ingin hidup bermartabat di tanah sendiri. Dan itu, pada akhirnya, adalah pilar utama dalam membangun masa depan yang lebih baik.

newsonline

About newsonline

Terkenal dengan ragam kulinernya yang lezat, ibu kota Sumatera Utara ini juga merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Memiliki luas 265,1 kilometer persegi, letak Medan yang berada dekat dengan Selat Malaka menjadikannya sebagai kota perdagangan, bisnis, dan industri yang sangat penting di Indonesia.

Subscribe to this Blog via Email :
Perumahan Islami |   • Bisnis Bakrie |   • Bisnis Kalla |   • Rancang Ulang |   • Bisnis Khairul Tanjung |   • Chow Kit |   • Pengusaha |   • Ayo Buka Toko |   • Wisata |   • Medco |   • Fansur |   • Autopart |   • Rumpin |   • Berita Aja |   • SWPD |   • Polemik |   • Perkebunan |   • Trumon |   • Legenda Putri Hijau |   • Ambalat conflictTerumbu Karang |   • Budidaya Ikan Hias Air Tawar |   • Budidaya Sawit |   • FlyDubai |   • PT Skunk Engineering Jakarta |   • Sejarah |   • They Rape Aour Grandma |   • Museum Sumut |   • Sorkam |   • Study |   • Indonesian University |   • Scholarship in Indonesia |   • Arabian InvestorsD-8 |   • BRIC-MIT |   • Negeriads-ku |   • Panen Iklan |   • PPC Indo |   • Adsensecamp |   • PPCMuslim |   • Iklan-ku |   • Iklan Buku |   • Internet Desa |   • Lowongan Kerja |   • Cari Uang Online |   • Pengusaha Indonesia |   • Indonesia Defense |   • Directory Bisnis |   • Inpire |   • Biofuel |   • Innovation |  
loading...