Jumat, 27 Juni 2025

Admin2

Yaman: Aden Harus Kejar Ketinggalan Industri Pertahanan


Pemerintah Yaman yang berbasis di Aden kini menghadapi tantangan militer yang semakin kompleks, seiring meningkatnya kekuatan persenjataan kelompok bersenjata di Sana’a. Pasca hubungan erat kelompok bersenjata itu dengan Iran, kawasan yang dikuasai kelompok tersebut mulai bertransformasi menjadi perpanjangan langsung industri militer Iran di kawasan Semenanjung Arab. Situasi ini mengharuskan pemerintah Aden melakukan lompatan strategis dalam pengembangan alutsista nasional.

Menteri Informasi Pemerintah Yaman, Muammar Al-Eryani, dalam pernyataan terbarunya mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas upaya Iran memindahkan sebagian fasilitas produksi senjatanya ke Yaman. Ia menyebutkan bahwa indikasi paling nyata terlihat di wilayah Sa’dah, Hajjah, dan pinggiran Sana’a, di mana pabrik perakitan rudal dan drone mulai beroperasi. Kondisi ini, menurut Al-Eryani, menempatkan pemerintah Aden dalam posisi yang sangat rawan jika tidak segera melakukan antisipasi.

Selama perang antara Iran dan Israel diketahui bahwa Israel mendapat pasokan senjata dari India. Meski alutsista tersebut buatan Israel tapi diproduksi massal di India. Kemungkinan hal yang sama dilakukan Iran bersama pemerintahan Houthi di Sanaa.

Namun hal ini akan menimbulkan pergeseran keseimbangan kekuatan dengan pemerintahan Yaman di Aden.

Untuk itu, pengamat meminta pemerintah Aden perlu segera membangun industri pertahanan domestik. Upaya ini tidak hanya sebatas impor senjata dari negara sahabat, tetapi juga mendorong lahirnya pusat riset militer dan manufaktur persenjataan dalam negeri. Tanpa langkah ini, ketimpangan kekuatan militer di dalam negeri akan terus melebar dan membuat posisi Aden semakin sulit di medan politik maupun militer.

Selain itu, Aden perlu menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara sahabat yang memiliki pengalaman panjang di sektor pertahanan. Negara Teluk seperti Uni Emirat Arab dll dapat diajak untuk mendirikan pabrik persenjataan bersama di wilayah Aden dan Marib. Alih teknologi menjadi syarat mutlak agar pemerintahan Yaman versi Aden tidak terus-terusan bergantung pada impor senjata dalam jangka panjang.

Fasilitas produksi drone dan rudal jarak pendek menjadi prioritas utama yang harus dibangun. Mengingat jenis senjata ini yang paling banyak digunakan di medan tempur Yaman, kemandirian dalam memproduksi alat tempur tersebut akan memberikan keunggulan taktis sekaligus moral di tengah konflik berkepanjangan. Pemerintah Aden bisa memulai dengan memproduksi sistem mortir, drone intai, dan kendaraan tempur ringan.

Beberapa pengamat menyarankan agar pemerintah Aden membentuk badan khusus riset dan pengembangan militer nasional. Lembaga ini bisa bekerja sama dengan universitas-universitas teknik di wilayah selatan Yaman untuk mengembangkan sistem rudal, sistem anti-drone, serta teknologi komunikasi militer. Dengan begitu, kekuatan pertahanan nasional bisa dibangun dari fondasi lokal yang berkelanjutan.

Di sisi lain, pemerintah Aden harus memastikan bahwa program alih teknologi benar-benar diterapkan dalam setiap kontrak pembelian senjata dari luar negeri. Selama ini, ketergantungan pada pengadaan siap pakai tanpa penguasaan teknologi membuat posisi militer Aden sulit berkembang mandiri. Alih teknologi akan memungkinkan Yaman selatan memiliki kemandirian industri persenjataan dalam beberapa tahun ke depan.

Tak hanya soal produksi, sektor pelatihan teknis bagi personel militer dan tenaga industri pertahanan lokal juga harus ditingkatkan. Pemerintah Aden bisa mengirimkan teknisi dan perwira militernya ke pusat-pusat pelatihan di luar negeri untuk mempelajari produksi, perakitan, serta pemeliharaan sistem senjata modern. Ini penting agar fasilitas produksi yang dibangun nantinya dapat dioperasikan oleh tenaga lokal.

Konflik di Yaman telah berkembang dari sekadar perang saudara menjadi arena uji coba senjata modern. Ketertinggalan pemerintah Aden dalam aspek industri militer harus segera diatasi jika tidak ingin sepenuhnya bergantung pada bantuan eksternal. Selain menjadi persoalan militer, hal ini juga menyangkut harga diri nasional dan kedaulatan negara.

Langkah awal yang realistis bagi pemerintah Aden adalah memperluas kemampuan bengkel militer yang sudah ada menjadi fasilitas produksi ringan. Di tempat-tempat ini, bisa diproduksi komponen peluncur roket, drone pengintai, dan kendaraan tempur lapis baja. Seiring waktu, produksi bisa ditingkatkan ke rudal jarak pendek dan sistem anti-serangan udara.

Pemerintah Aden perlu menetapkan peta jalan industri pertahanan lima hingga sepuluh tahun ke depan. Target utamanya adalah mengimbangi kekuatan alutsista di Sana’a yang terus berkembang dengan dukungan Iran. Tanpa roadmap yang jelas, berbagai inisiatif akan berjalan sporadis dan gagal mencapai hasil strategis.

Selain itu, pemerintah Aden perlu memperkuat kerja sama intelijen dengan mitra-mitra regionalnya. Informasi tentang jenis senjata, lokasi produksi, hingga pola distribusi alutsista di wilayah utara akan sangat membantu dalam merumuskan jenis sistem pertahanan yang perlu diprioritaskan. Data ini juga berguna untuk merancang strategi penyeimbangan kekuatan jangka menengah.

Situasi geopolitik di kawasan Teluk dan Laut Merah membuat keberadaan industri pertahanan domestik di Aden menjadi keharusan strategis. Tidak hanya untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri, tetapi juga untuk mengantisipasi ketegangan regional yang sewaktu-waktu bisa meluas ke Yaman. Kemandirian alutsista akan memberikan daya tawar diplomatik bagi pemerintah Aden.

Selain memperkuat produksi rudal dan drone, pemerintah Aden juga perlu membangun fasilitas produksi alat komunikasi militer yang aman. Sistem komunikasi menjadi tulang punggung operasi tempur modern dan harus mandiri agar tidak mudah disusupi. Produksi alat komunikasi sendiri juga akan mengurangi ketergantungan pada vendor asing.

Dalam jangka panjang, pemerintah Aden bisa mendorong terbentuknya klaster industri pertahanan di wilayah selatan Yaman. Dengan memberikan insentif kepada investor lokal dan asing di sektor ini, Aden dapat menciptakan ekosistem industri militer yang mandiri, menyerap tenaga kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi tinggi.

Perang yang terus berlangsung menjadi katalis bagi negara-negara di kawasan untuk meningkatkan kemampuan industrinya masing-masing. Jika pemerintah Aden mampu mengambil pelajaran dari Sana’a, Yaman bagian selatan memiliki peluang untuk bangkit sebagai negara yang kuat secara militer dan mandiri dalam industri persenjataan.

Kini pilihan ada di tangan pemerintah Aden: terus bergantung pada senjata impor, atau mulai membangun fondasi industri militer nasional yang kuat, modern, dan mampu menjadi penyeimbang di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Admin2

About Admin2

Terkenal dengan ragam kulinernya yang lezat, ibu kota Sumatera Utara ini juga merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Memiliki luas 265,1 kilometer persegi, letak Medan yang berada dekat dengan Selat Malaka menjadikannya sebagai kota perdagangan, bisnis, dan industri yang sangat penting di Indonesia.

Subscribe to this Blog via Email :
Perumahan Islami |   • Bisnis Bakrie |   • Bisnis Kalla |   • Rancang Ulang |   • Bisnis Khairul Tanjung |   • Chow Kit |   • Pengusaha |   • Ayo Buka Toko |   • Wisata |   • Medco |   • Fansur |   • Autopart |   • Rumpin |   • Berita Aja |   • SWPD |   • Polemik |   • Perkebunan |   • Trumon |   • Legenda Putri Hijau |   • Ambalat conflictTerumbu Karang |   • Budidaya Ikan Hias Air Tawar |   • Budidaya Sawit |   • FlyDubai |   • PT Skunk Engineering Jakarta |   • Sejarah |   • They Rape Aour Grandma |   • Museum Sumut |   • Sorkam |   • Study |   • Indonesian University |   • Scholarship in Indonesia |   • Arabian InvestorsD-8 |   • BRIC-MIT |   • Negeriads-ku |   • Panen Iklan |   • PPC Indo |   • Adsensecamp |   • PPCMuslim |   • Iklan-ku |   • Iklan Buku |   • Internet Desa |   • Lowongan Kerja |   • Cari Uang Online |   • Pengusaha Indonesia |   • Indonesia Defense |   • Directory Bisnis |   • Inpire |   • Biofuel |   • Innovation |  
loading...