Jumat, 16 Maret 2007

newsonline

Mengurai Jaringan Bisnis Cina Medan

 

“Ini Medan, Bung!” Ungkapan populer ini menyiratkan banyak nuansa. Bisa ditafsirkan sebagai semacam ancaman, bahwa jangan coba main-main kalau Anda lagi berada atau punya urusan di Kota Medan.

Pesan yang ingin disampaikan: Medan punya cara sendiri dalam memandang dan menyelesaikan persoalan hidup sehari-hari. Cara sendiri itu -- baik yang positif maupun negatif – adalah khas Medan dan tak bisa dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia.

Di sisi lain, “Ini Medan, Bung!” juga menyiratkan tuntutan bahwa orang tidak boleh gampang mengeluh, cengeng, atau minta banyak diperhatikan dan dilayani. Semua persoalan harus dihadapi dan diatasi sendiri, dengan cara apa pun. Langgam hidup seperti itulah yang juga sangat mewarnai sepak terjang para pengusahanya, yang kebanyakan beretnis Tionghoa.

Sikap ngotot dan tak gampang menyerah itu terbukti telah melahirkan deretan pengusaha kakap, bukan saja di tingkat lokal tapi juga di pentas bisnis nasional. Sebagian kecil dari mereka, misalnya, Sukanto Tanoto alias Tan Kang Hoo (pemilik Grup Raja Garuda Mas); Djajadi Djaja alias Chow Ming Hua (bos Wicaksana Overseas International); Martua Sitorus alias Thio Seng Hap (pemilik PT Karya Prajona Nelayan, raja industri CPO Indonesia); Shindo Sumidomo alias Heng Hok Soei (pemilik PT Siantar Top, penguasa ratusan merek makanan ringan); Anton Chen Tjia (pemilik Grup Kota Baru); dan Winardie Lie (pemilik Jatayu Air).

Dari zaman penjajahan Belanda hingga sekarang, pengusaha etnis Tionghoa di Medan memang terkenal gigih, ulet dan cenderung nekat. Agar pembicaraan ini bisa lebih jernih dan kontekstual, mau tak mau sejenak kita merunut ke belakang untuk menyibak pendahulu atau perintisnya. Seperti tercatat dalam lembaran sejarah bisnis di Medan, Cina perantauan pertama yang membuka lahan bisnis di Medan adalah Tjong A Fie, yang datang ke Tanah Deli bersama abangnya, Tjong Yong Hian. Mereka berangkat dari tanah kelahirannya di Desa Moy Hian, Kanton, tahun 1875. Awalnya mereka membuka perkebunan tembakau dan menetap di Labuhan Deli, sekitar 20 km dari pusat kota Medan.

More

newsonline

About newsonline

Terkenal dengan ragam kulinernya yang lezat, ibu kota Sumatera Utara ini juga merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Memiliki luas 265,1 kilometer persegi, letak Medan yang berada dekat dengan Selat Malaka menjadikannya sebagai kota perdagangan, bisnis, dan industri yang sangat penting di Indonesia.

Subscribe to this Blog via Email :

2 komentar

Write komentar
19 Januari 2012 pukul 12.02 delete Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
kevin wijaya
AUTHOR
28 Agustus 2013 pukul 15.58 delete

Di jalan Sampul ada tuh tempat jual makanan yang enak. bagi yang gak tau, jalan sampul itu kita lurus terus dari jalan pabrik tenun, smpe lewat simpang yg ada rumah sakit royal prima, jalan lurus terus nah itu uda jalan sampul. bagi admin saya saranin sekali2 jalan kesana. kalau bisa sekalian promosi Singapore Learning centre yah, di sampul mas residence, No. 1A :)

Reply
avatar
Perumahan Islami |   • Bisnis Bakrie |   • Bisnis Kalla |   • Rancang Ulang |   • Bisnis Khairul Tanjung |   • Chow Kit |   • Pengusaha |   • Ayo Buka Toko |   • Wisata |   • Medco |   • Fansur |   • Autopart |   • Rumpin |   • Berita Aja |   • SWPD |   • Polemik |   • Perkebunan |   • Trumon |   • Legenda Putri Hijau |   • Ambalat conflictTerumbu Karang |   • Budidaya Ikan Hias Air Tawar |   • Budidaya Sawit |   • FlyDubai |   • PT Skunk Engineering Jakarta |   • Sejarah |   • They Rape Aour Grandma |   • Museum Sumut |   • Sorkam |   • Study |   • Indonesian University |   • Scholarship in Indonesia |   • Arabian InvestorsD-8 |   • BRIC-MIT |   • Negeriads-ku |   • Panen Iklan |   • PPC Indo |   • Adsensecamp |   • PPCMuslim |   • Iklan-ku |   • Iklan Buku |   • Internet Desa |   • Lowongan Kerja |   • Cari Uang Online |   • Pengusaha Indonesia |   • Indonesia Defense |   • Directory Bisnis |   • Inpire |   • Biofuel |   • Innovation |  
loading...