Salomo Pardede, putra Gubsu Drs Rudolf M Pardede, berharap “rekam jejak” aktivitas orangtuanya yang tertuang dalam biografi Rudolf M Pardede ‘Berkarya di Tengah Gelombang’ bukan hanya berguna bagi keluarga besar DR TD Pardede, melainkan juga bermanfaat bagi masyarakat Sumut, terutama jadi spirit membina harmonisasi dan meningkatkan etos kerja.
“Saya bersyukur, bangga dan senang sekali atas terbitnya buku biografi ayahanda saya, yang menggambarkan ‘rekam jejak’ seorang tokoh nasional kelahiran Balige, dan sudah malang melintang dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara, baik dalam bidang dunia usaha, maupun dunia politik, sosial kemasyarakatan dan pemerintahan,” ujar Salomo sebagai generasi ketiga tokoh legendaris DR TD Pardede yang dikenal sebagai “Pak Katua”, Kamis (29/11) di Hotel Danau Toba Internasional Medan.
Salomo selaku Ketua Umum Peluncuran Buku Biografi yang dijadwalkan tanggal 3 Desember 2007 di Convention Hall Danau Toba Medan mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh unsur yang telah memprakarsai maupun yang terlibat dalam buku ini, terutama kepada TD Pardede Foundation selaku penerbit, Jannerson Girsang selaku penulis, serta Bersihar Lubis dan J Anto selaku editor.
“Semoga momentum penerbitan buku ini menambah semangat kejuangan kita untuk memberikan darma bakti terbaik kepada bangsa dan negara terutama peduli terhadap sesama, cinta kerukunan dan harmonisasi, sebagaimana tiga prinsip Opung saya (kakek Salomo – DR TD Pardede- red) yakni bersikap bijak dan mengalah untuk mencapai perdamaian, membantu orang susah dengan tidak mengharapkan imbalan, dan tidak mengedepankan jabatan maupun kekuasaan tetapi menunjukkan pengayoman kepada orang lain, sehingga tanpa jabatan dan kekuasaan tetap dihormati,” ujarnya.
Salomo berharap dengan penerbitan buku ini, maka semakin banyaklah khasanah buku biografi dari tokoh-tokoh asal Sumatera Utara yang dapat dibaca masyarakat sebagai pedoman dan bahan suri tauladan, karena dalam buku ini tergambar jelas tentang pengalaman seorang tokoh yang sangat konsisten terhadap semangat pengabdian kepada umat manusia, bangsa dan negara, namun dalam perjalanannya beliau konsisten pula terhadap pemahaman nilai-nilai budaya dan keagamaan.
Isi buku ini, lanjut Salomo, menyadarkan kita bahwa setiap anak bangsa memang dituntut untuk memberikan pemikiran, perjuangan dan pengabdian terbaiknya kepada bangsa dan negara, dan selaku manusia ciptaan Tuhan, semua anugerah yang diberikan-Nya harus kita manfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia.
“Dari buku ini tergambar bahwa Bapak (Rudolf M Pardede – red) memang telah betul-betul memahami hal ini. Dalam perjalanan aktivitas maupun kariernya yang cukup panjang, baik dalam bidang dunia usaha hingga kiprahnya di bidang politik maupun pemerintahan, beliau sangat konsisten terhadap nilai-nilai maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga setelah menjadi Gubsu beliau menempatkan dirinya selaku Gubernurnya semua etnis dan semua umat beragama,” tuturnya.
Menurut Salomo, dari buku ini juga tergambar bahwa ayahandanya juga tetap komit terhadap azas konstitusi dan rasionalitas dengan mengedepankan keseimbangan pemahaman terhadap nilai-nilai iman dan taqwa, sehingga dapat dikatakan, beliau telah tahan uji dan mampu tegar ‘Berkarya di Tengah Gelombang”, apalagi “di angin tenang”.
Itulah sebabnya, saya dan seluruh keluarga besar TD Pardede gembira atas penerbitan buku biografi ini karena dalam buku ini tercermin pengalaman dan kisah hidup seorang tokoh yang tidak saja berjuang untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan untuk bangsa dan negaranya.
Dari buku ini dapat kita petik suri teladan bagaimana seorang tokoh dengan keteguhan dan keikhlasannya mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara di samping harus menghadapi kenyataan dan realita pada era berjalan.
“Hanya kerja keras dan keyakinan yang tinggilah, Bapak (Rudolf M Pardede – red) mampu melaksanakan tugas-tugas pengabdiannya, sehingga keberadaannya tidak hanya berguna bagi diri maupun keluarganya semata, melainkan bagi masyarakat dan ummat manusia, khususnya masyarakat Sumatera Utara,” ujarnya.
Secara umum, kata Salomo, dalam menuliskan biografi bagi semua orang merupakan tradisi yang patut dikembangkan. Informasi yang terkandung dalam sebuah buku seperti ini, menurutnya, tetap merupakan sebuah dokumen sejarah yang penting dicermati semua pihak ketika kita ingin mempelajari situasi dan kondisi dalam era atau zaman tertentu.
Kita sama memahami, mengambil hikmah dari pengalaman hidup seseorang adalah penting, baik itu pengalaman manis maupun pahit, apalagi bila pengalaman itu dipetik dari seseorang yang dalam hidupnya menurut ukuran masyarakat dianggap sukses.
Hikmah yang dipetik antara lain, sebagai seorang tokoh yang berpuluh tahun mengabdi bagi republik ini tentu saja banyak asam garam, pengalaman pahit dan manis yang dialami beliau ketika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dalam menjalankan tugas-tugas selama ini.
Artinya, bila buku ini disimak dengan baik maka kita akan memetik hal-hal yang positif sehingga kita bisa bertindak lebih arif dan bijaksana sehingga sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas penerbitan biografi ini. Semoga buku ini dapat dibaca dan bermanfaat bagi kita semua, dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Ridho-Nya kepada kita sekalian.
Sebelum peluncuran buku ini, akan didahului bedah buku yang menghadirkan sebanyak 15 narasumber dari latar belakang politisi, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, birokrat, serta akademisi.
“Saya bersyukur, bangga dan senang sekali atas terbitnya buku biografi ayahanda saya, yang menggambarkan ‘rekam jejak’ seorang tokoh nasional kelahiran Balige, dan sudah malang melintang dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara, baik dalam bidang dunia usaha, maupun dunia politik, sosial kemasyarakatan dan pemerintahan,” ujar Salomo sebagai generasi ketiga tokoh legendaris DR TD Pardede yang dikenal sebagai “Pak Katua”, Kamis (29/11) di Hotel Danau Toba Internasional Medan.
Salomo selaku Ketua Umum Peluncuran Buku Biografi yang dijadwalkan tanggal 3 Desember 2007 di Convention Hall Danau Toba Medan mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh unsur yang telah memprakarsai maupun yang terlibat dalam buku ini, terutama kepada TD Pardede Foundation selaku penerbit, Jannerson Girsang selaku penulis, serta Bersihar Lubis dan J Anto selaku editor.
“Semoga momentum penerbitan buku ini menambah semangat kejuangan kita untuk memberikan darma bakti terbaik kepada bangsa dan negara terutama peduli terhadap sesama, cinta kerukunan dan harmonisasi, sebagaimana tiga prinsip Opung saya (kakek Salomo – DR TD Pardede- red) yakni bersikap bijak dan mengalah untuk mencapai perdamaian, membantu orang susah dengan tidak mengharapkan imbalan, dan tidak mengedepankan jabatan maupun kekuasaan tetapi menunjukkan pengayoman kepada orang lain, sehingga tanpa jabatan dan kekuasaan tetap dihormati,” ujarnya.
Salomo berharap dengan penerbitan buku ini, maka semakin banyaklah khasanah buku biografi dari tokoh-tokoh asal Sumatera Utara yang dapat dibaca masyarakat sebagai pedoman dan bahan suri tauladan, karena dalam buku ini tergambar jelas tentang pengalaman seorang tokoh yang sangat konsisten terhadap semangat pengabdian kepada umat manusia, bangsa dan negara, namun dalam perjalanannya beliau konsisten pula terhadap pemahaman nilai-nilai budaya dan keagamaan.
Isi buku ini, lanjut Salomo, menyadarkan kita bahwa setiap anak bangsa memang dituntut untuk memberikan pemikiran, perjuangan dan pengabdian terbaiknya kepada bangsa dan negara, dan selaku manusia ciptaan Tuhan, semua anugerah yang diberikan-Nya harus kita manfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia.
“Dari buku ini tergambar bahwa Bapak (Rudolf M Pardede – red) memang telah betul-betul memahami hal ini. Dalam perjalanan aktivitas maupun kariernya yang cukup panjang, baik dalam bidang dunia usaha hingga kiprahnya di bidang politik maupun pemerintahan, beliau sangat konsisten terhadap nilai-nilai maupun norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga setelah menjadi Gubsu beliau menempatkan dirinya selaku Gubernurnya semua etnis dan semua umat beragama,” tuturnya.
Menurut Salomo, dari buku ini juga tergambar bahwa ayahandanya juga tetap komit terhadap azas konstitusi dan rasionalitas dengan mengedepankan keseimbangan pemahaman terhadap nilai-nilai iman dan taqwa, sehingga dapat dikatakan, beliau telah tahan uji dan mampu tegar ‘Berkarya di Tengah Gelombang”, apalagi “di angin tenang”.
Itulah sebabnya, saya dan seluruh keluarga besar TD Pardede gembira atas penerbitan buku biografi ini karena dalam buku ini tercermin pengalaman dan kisah hidup seorang tokoh yang tidak saja berjuang untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan untuk bangsa dan negaranya.
Dari buku ini dapat kita petik suri teladan bagaimana seorang tokoh dengan keteguhan dan keikhlasannya mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara di samping harus menghadapi kenyataan dan realita pada era berjalan.
“Hanya kerja keras dan keyakinan yang tinggilah, Bapak (Rudolf M Pardede – red) mampu melaksanakan tugas-tugas pengabdiannya, sehingga keberadaannya tidak hanya berguna bagi diri maupun keluarganya semata, melainkan bagi masyarakat dan ummat manusia, khususnya masyarakat Sumatera Utara,” ujarnya.
Secara umum, kata Salomo, dalam menuliskan biografi bagi semua orang merupakan tradisi yang patut dikembangkan. Informasi yang terkandung dalam sebuah buku seperti ini, menurutnya, tetap merupakan sebuah dokumen sejarah yang penting dicermati semua pihak ketika kita ingin mempelajari situasi dan kondisi dalam era atau zaman tertentu.
Kita sama memahami, mengambil hikmah dari pengalaman hidup seseorang adalah penting, baik itu pengalaman manis maupun pahit, apalagi bila pengalaman itu dipetik dari seseorang yang dalam hidupnya menurut ukuran masyarakat dianggap sukses.
Hikmah yang dipetik antara lain, sebagai seorang tokoh yang berpuluh tahun mengabdi bagi republik ini tentu saja banyak asam garam, pengalaman pahit dan manis yang dialami beliau ketika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dalam menjalankan tugas-tugas selama ini.
Artinya, bila buku ini disimak dengan baik maka kita akan memetik hal-hal yang positif sehingga kita bisa bertindak lebih arif dan bijaksana sehingga sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas penerbitan biografi ini. Semoga buku ini dapat dibaca dan bermanfaat bagi kita semua, dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Ridho-Nya kepada kita sekalian.
Sebelum peluncuran buku ini, akan didahului bedah buku yang menghadirkan sebanyak 15 narasumber dari latar belakang politisi, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, birokrat, serta akademisi.
2 komentar
Write komentarFreight Broker course from Dennis Brown.
ReplyUser's page
luar biasa perjuangan pak katua TD Pardede
Reply