Dua pengusaha asal Sumatera Utara tercatat sebagai orang terkaya di duni versi majalah Forbes, Rabu (11/3) lalu. Keduanya adalah Martua Sitorus yang lahir 49 tahun lalu di Pematang Siantar, Sumatera Utara dan Sukanto Tanoto yang lahir di Belawann
25 Desember 1949.
Di dunia bisnis nasional Martua Sitorus tak banyak dikenal. Namun, nama ini beberapa kali masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi majalah Forbes. Tahun lalu dia menempati peringkat 522 terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan 1,4 miliar dolar AS, kini kekayaan Martua meningkat menjadi 3,0 miliar dolar AS. Peringkat pun terdongkrak menjadi 316.
Martua sempat menyandang orang terkaya di Indonesia ke 7 pada 2007 dan ke 14 pada 2006 versi majalah yang sama. Meski berkebangsaan Indonesia, dia saat ini tinggal di Singapura sambil menyetir semua bisnis-bisnisnya.
Martua adalah sarjana ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Medan, yang kecilnya dikenal dengan nama Thio Seng Hap dan dikenal juga dengan panggilan A Hok.
Martua memulai karir bisnisnya sebagai pedagang minyak sawit dan kelapa sawit di Indonesia dan Singapura. Bisnisnya berkembang pesat. Pada 1991 Martua mampu memiliki kebun kelapa sawit sendiri seluas 7.100 hektar di Sumatera Utara. Pada tahun yang sama pula Martua bisa membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pertamanya.
Warga Batak keturunan Tionghoa ini kemudian melebarkan sayapnya dengan bendera Wilmar International Limited. Perusahaan agrobisnis terbesar di Asia ini merupakan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Singapura. Bahkan, untuk pabrik biodiesel, dia memiliki produksi terbesar di dunia. Meski sebagai pemilik, Martua masih menduduki jabatan direktur eksekutif di Wilmar.
Pembangunan biodiesel dilakukan di Riau pada 2007 dengan membangun tiga pabrik biodiesel, masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, sehingga total kapasitasnya 1,050 juta ton per tahun.
Di negeri ini, Wilmar memiliki sekitar 48 perusahaan. Salah satunya adalah PT Multimas Nabati Asahan, yang memproduksi minyak goreng bermerek Sania. Dalam laporan keuangan Wilmar, total aset Wilmar pada 2007 mencapai 15,5 miliar dolar AS, dengan pendapatan 16,46 miliar dolar AS. Pada tahun itu Wilmar juga bisa membukukan laba bersih 675 juta dolar AS.
Sementara nama Sukanto Tanoto dikenal sebagai pengusaha sukses di Indonesia sebagai pemilik Raja Garuda Mas International. Pernah menjadi orang terkaya di Indonesia pada 2006. Dia juga pernah menjadi buronan negara gara-gara menggelapkan pajak Rp1,3 triliun.
Dalam pengumuman yang dikeluarkan Forbes, nama Sukanto masuk dalam kategori terkaya dengan peringkat 536. Sukanto memiliki kekayaan 1,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp17,5 triliun. Meski demikian, peringkat dia turun dari posisi tahun lalu yang berada di peringkat 450.
Pria ini bernama asli Tan Kang Hoo. Ia seorang pengusaha yang sukses berinvestasi di lebih 10 negara. Usahanya, banyak bergerak di bidang agrikultur, mulai dari bubur kertas hingga kelapa sawit. Semuanya kelas dunia. Usaha-usaha Sukanto ini semua dioperasikan dia di Singapura.
Sukanto Tanoto mengaku sosoknya mirip ibunya, tegas dan keras. Pernah suatu ketika Sukanto kecil pergi ke tepi laut. Waktu pulang ditanya ibunya, jawabnya mengarang, Sukanto kecil dipukul pakai rotan. “Saya paling banyak makan rotan,” kenangnya tentang sosok sang ibu.
Tapi, dengan sifat keras dan tegas, termasuk dalam hal berbisnis, ia bisa menjadi salah seorang pengusaha papan atas Indonesia, memimpin sejumlah perusahaan di bawah grup Raja Garuda Mas.
25 Desember 1949.
Di dunia bisnis nasional Martua Sitorus tak banyak dikenal. Namun, nama ini beberapa kali masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi majalah Forbes. Tahun lalu dia menempati peringkat 522 terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan 1,4 miliar dolar AS, kini kekayaan Martua meningkat menjadi 3,0 miliar dolar AS. Peringkat pun terdongkrak menjadi 316.
Martua sempat menyandang orang terkaya di Indonesia ke 7 pada 2007 dan ke 14 pada 2006 versi majalah yang sama. Meski berkebangsaan Indonesia, dia saat ini tinggal di Singapura sambil menyetir semua bisnis-bisnisnya.
Martua adalah sarjana ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Medan, yang kecilnya dikenal dengan nama Thio Seng Hap dan dikenal juga dengan panggilan A Hok.
Martua memulai karir bisnisnya sebagai pedagang minyak sawit dan kelapa sawit di Indonesia dan Singapura. Bisnisnya berkembang pesat. Pada 1991 Martua mampu memiliki kebun kelapa sawit sendiri seluas 7.100 hektar di Sumatera Utara. Pada tahun yang sama pula Martua bisa membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pertamanya.
Warga Batak keturunan Tionghoa ini kemudian melebarkan sayapnya dengan bendera Wilmar International Limited. Perusahaan agrobisnis terbesar di Asia ini merupakan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Singapura. Bahkan, untuk pabrik biodiesel, dia memiliki produksi terbesar di dunia. Meski sebagai pemilik, Martua masih menduduki jabatan direktur eksekutif di Wilmar.
Pembangunan biodiesel dilakukan di Riau pada 2007 dengan membangun tiga pabrik biodiesel, masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, sehingga total kapasitasnya 1,050 juta ton per tahun.
Di negeri ini, Wilmar memiliki sekitar 48 perusahaan. Salah satunya adalah PT Multimas Nabati Asahan, yang memproduksi minyak goreng bermerek Sania. Dalam laporan keuangan Wilmar, total aset Wilmar pada 2007 mencapai 15,5 miliar dolar AS, dengan pendapatan 16,46 miliar dolar AS. Pada tahun itu Wilmar juga bisa membukukan laba bersih 675 juta dolar AS.
Sementara nama Sukanto Tanoto dikenal sebagai pengusaha sukses di Indonesia sebagai pemilik Raja Garuda Mas International. Pernah menjadi orang terkaya di Indonesia pada 2006. Dia juga pernah menjadi buronan negara gara-gara menggelapkan pajak Rp1,3 triliun.
Dalam pengumuman yang dikeluarkan Forbes, nama Sukanto masuk dalam kategori terkaya dengan peringkat 536. Sukanto memiliki kekayaan 1,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp17,5 triliun. Meski demikian, peringkat dia turun dari posisi tahun lalu yang berada di peringkat 450.
Pria ini bernama asli Tan Kang Hoo. Ia seorang pengusaha yang sukses berinvestasi di lebih 10 negara. Usahanya, banyak bergerak di bidang agrikultur, mulai dari bubur kertas hingga kelapa sawit. Semuanya kelas dunia. Usaha-usaha Sukanto ini semua dioperasikan dia di Singapura.
Sukanto Tanoto mengaku sosoknya mirip ibunya, tegas dan keras. Pernah suatu ketika Sukanto kecil pergi ke tepi laut. Waktu pulang ditanya ibunya, jawabnya mengarang, Sukanto kecil dipukul pakai rotan. “Saya paling banyak makan rotan,” kenangnya tentang sosok sang ibu.
Tapi, dengan sifat keras dan tegas, termasuk dalam hal berbisnis, ia bisa menjadi salah seorang pengusaha papan atas Indonesia, memimpin sejumlah perusahaan di bawah grup Raja Garuda Mas.
5 komentar
Write komentarBoleh kah kita bekerja sama Pak.
ReplySaya ingin menawarkan Kepada Bapak/Ibu Forex, Index & Gold..
Berminat bisa dihubungi saya di Nomor : 0819 9076 7242
Terima Kasih.
Rudi Solagratia Simatupang
Replysaya rudi solagratia simatupang baru memulai karir di bidang saham ingin mengajak bapak bekerjasama dan dijamin bapak akan merasa nyaman
saya bekerja di PT.CENTRAL CAPITAL FUTURES
Untuk info lebih lanjut hubungi saya di no:082361169416
Design your own life, but surrender to God.
ReplyRead:
The Secret of Deliberate Creation by Robert Anthony
Dr Robert Anthony
Hello, saya vina ahriani hrp
ReplySaya ingin mengajak anda untk bergabung di bisnis perdagangn di jamin profit.
Untuk info lebih lanjut hbgi saya
083192144743