Profesional muda yang satu ini memang patut jadi cerita menarik. Bayangkan, dalam usia yang tergolong belia ini, Deby sudah harus memikul tanggungjawab besar. Bisnis perhotelan yang awalnya dirintis sang ayah - H.Masri Nur - kini harus dikelolanya.
“Saya optimis dan pantang mundur. Bahwa apa yang sudah diamanatkan oleh orangtua saya ini memang harus dipertanggungjawabkan. Karena mempertahankan yang sudah ada itu memang luar biasa berat,” terang Deby yang tetap mengidolakan sang ayah.
Direktur Utama Madani Hotel ini juga merasa tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan perjuangan sang ayah, yang punya segudang pengalaman dan keunggulan dalam berbisnis. Dari bisnis konveksi, swalayan, pendidikan (sekolah) dan kesehatan, bahkan saat ini sudah berhasil mendirikan sebuah klinik. Dan semua itu tidak diraih dengan mudah oleh sang ayah.
Sebagai salah satu penerus kerajaan bisnis sang ayah, mau tidak mau, Deby harus banyak belajar. “Asal kita mau belajar, semua kesulitan mudah-mudahan bisa kita atasi dengan bijak,” ujarnya.
Deby memberi contoh sang ayah, H.Masri Nur, yang sebenarnya pendatang baru di bisnis perhotelan. Tapi karena mau belajar dan bekerja keras, maka bisnis barunya itu bisa berjalan sesuai dengan rencana. “Dan kini, Alhamdulillah, Hotel Madani selalu penuh.”
Menurut Deby, awalnya dia diberi tanggungjawab mengelola bisnis swalayan—Gelora Plaza—yang kini sudah berkembang. Karena punya latar belakang bidang perhotelan, maka kemudian sang ayah memberi tugas Deby untuk mengelola Madani Hotel. Deby sendiri sempat mengikuti pendidikan perhotelan di Australia .
Deby yang punya hobi musik ini, dan menguasai hampir semua jenis alat musik, merasa bahwa kepemimpinannya di Madani Hotel merupakan pengalaman paling berharga. Makanya ke depan, lulusan Fakultas Ekonomi UMSU (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) ini, bertekad kelak bisa memajukan bisnis peninggalan orangtuanya dengan niat tulus agar Madani Hotel lebih besar lagi.
“Rencananya dalam dua sampai tiga tahun ke depan ini kami akan membuka lagi hotel Madani kedua di Medan. Mudah-mudahan nanti bisa buka di seluruh Indonesia,” terang lelaki muda kelahiran ’84, yang sedang mengambil S2—Master Administration Public—di UMA (Universitas Medan Area) ini menutup obrolan.
“Saya optimis dan pantang mundur. Bahwa apa yang sudah diamanatkan oleh orangtua saya ini memang harus dipertanggungjawabkan. Karena mempertahankan yang sudah ada itu memang luar biasa berat,” terang Deby yang tetap mengidolakan sang ayah.
Direktur Utama Madani Hotel ini juga merasa tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan perjuangan sang ayah, yang punya segudang pengalaman dan keunggulan dalam berbisnis. Dari bisnis konveksi, swalayan, pendidikan (sekolah) dan kesehatan, bahkan saat ini sudah berhasil mendirikan sebuah klinik. Dan semua itu tidak diraih dengan mudah oleh sang ayah.
Sebagai salah satu penerus kerajaan bisnis sang ayah, mau tidak mau, Deby harus banyak belajar. “Asal kita mau belajar, semua kesulitan mudah-mudahan bisa kita atasi dengan bijak,” ujarnya.
Deby memberi contoh sang ayah, H.Masri Nur, yang sebenarnya pendatang baru di bisnis perhotelan. Tapi karena mau belajar dan bekerja keras, maka bisnis barunya itu bisa berjalan sesuai dengan rencana. “Dan kini, Alhamdulillah, Hotel Madani selalu penuh.”
Menurut Deby, awalnya dia diberi tanggungjawab mengelola bisnis swalayan—Gelora Plaza—yang kini sudah berkembang. Karena punya latar belakang bidang perhotelan, maka kemudian sang ayah memberi tugas Deby untuk mengelola Madani Hotel. Deby sendiri sempat mengikuti pendidikan perhotelan di Australia .
Deby yang punya hobi musik ini, dan menguasai hampir semua jenis alat musik, merasa bahwa kepemimpinannya di Madani Hotel merupakan pengalaman paling berharga. Makanya ke depan, lulusan Fakultas Ekonomi UMSU (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) ini, bertekad kelak bisa memajukan bisnis peninggalan orangtuanya dengan niat tulus agar Madani Hotel lebih besar lagi.
“Rencananya dalam dua sampai tiga tahun ke depan ini kami akan membuka lagi hotel Madani kedua di Medan. Mudah-mudahan nanti bisa buka di seluruh Indonesia,” terang lelaki muda kelahiran ’84, yang sedang mengambil S2—Master Administration Public—di UMA (Universitas Medan Area) ini menutup obrolan.
1 komentar:
Write komentarMoney Magnet Attraction pouring from the sky.
ReplyMagnet.