Jadilah ia 'kecemplung' di dunia bisnis keluarga yang ditangani secara professional. Sebuah tantangan baru dari pria berkacamata yang low profile, energi dan inovatif, dan mulailah ia berkarya hingga kini dan berhasil "unjuk gigi" dibidang perhotelan.
Hendra Arbie mengenal dunia bisnis dimulai tahun 70-an, saat almarhum ayahnya sering membawanya ke percetakan dan penerbit Firma Madju, waktu itu di Jalan Sutomo. Makanya tak heran bila Hendra tidak gamang ketika selepas pendidikan di Australia, dalam menangani manajemen hotel, Juni 1997. "Walau alumni sipil pembangunan dan bidang IT tapi terbiasa melihat ayah berbisnis. Makanya saya tidak terlalu gamang dan sejak kecil saya sudah diperkenalkan dengan dunia bisnis," sebut Hendra.
Hendra Arbie merupakan Managing Director GPH keempat yang dipercaya mengelola bisnis perhotelan setelah sebelumnya bergantian diawaki oleh abang-abangnya: alm Alfian Arbie, Erwan Arbie dan Rosihan Arbie yang kini dipercaya sebagai Komisaris Utama PT GMC (perhotelan) dan PT Madju Medan Cipta (percetakan dan penerbitan).
Di tangan pria kelahiran Medan, 1 Desember 1964, putra bungsu dari 10 bersaudara pasangan almarhum Muhammad Arbie-almarhumah Syamsinar Ibrahim, inilah GPH semakin berkibar di jajaran hotel-hotel berbintang di Medan. Keberhasilan GPH menyedot tamu tidak bisa dilepaskan dari ide-ide brilian dan cemerlang dari pria berkacamata tebal yang senang photographi, sepedagunung, dan IT ini.
Hendra kerap melakukan inovasi, baik dalam hal fasilitas hotel, pelayanan maupun terobosan pasar. Berbagai obsesi membuat GPH tetap survive di tengah persaingan hotel berbintang di Medan. GPH menjadi identik dengan Hendra Arbie.
Sejak kecil, Hendra memang kurang bergaul dan prestasi tidak menonjol di kali bangku sekolah. Selama ini sebagai orang IT, ia cenderung bergaul dengan komunitas IT juga. Tapi setelah diserahi memenej hotel, ia pun merambah pergaulan dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis.
Sama halnya dengan filosofi alm H.M Arbie, yang berprinsip jujur dan bersyukur. Ia pun sefaham dan menganggap kejujuran merupakan modal utama dalam kehidupan.Di samping jujur, Hendra memiliki tekad untuk compartible dengan zaman dan harus mengikuti perkembangan zaman. "Jangan sampai zaman meninggalkan kita jauh di belakang, kita akhirnya hanya jadi penonton saja" kata Hendra.
Di mata karyawannya, Hendra dikenal sebagai pemimpin berkarakter kuat. "Bapak orangnya low profile, tak pernah rapi, jarang bicara, tapi cukup tegas. Dia sering mengoreksi bawahannya yang tidak benar tanpa harus mengadili. Orangnya 'ngemong'lah," kata Imelda Rahim, salah satu karyawannya di warung kopi GPH.
