Suriah masih lebih beruntung dari Libya. Konflik yang panjang membuat mereka lebih mampu mengatasi masalah selama politik belum aman.
Setiap rumah dan pengungsian kini dilengkapi dengan listrik tenaga surya. Jadi saat listrik mati mereka sudah punya cadangan.
Sementara itu di Libya, masyarakat sudah terbiasa dengan swasembada energi.
Mereka punya cadangan minyak yang melimpah. Bahkan saat pihak-pihak yang berseberangan asyik bertikai, listrik tetap bisa berjalan. Walau kini lapangan minyak sebagian besar dikuasai LNA dan GNA yang diakui dunia hanya menguasai sedikit saja.
Namun kini semuanya berubah. Listrik mati sudah menjadi pengalaman keseharian. Satu hari bisa hanya hidup dua jam.
Diperparah lagi sudah masuk musim panas. Dan warga sangat membutuhkan listrik untuk kipas dan lain sebagainya.
Mereka tak punya cadangan tenaga surya seperti Suriah.
Belakangan alternatif adalah mengewa kapal PLN dari Turki. Tapi itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk mendatangkannya.